Rabu, 28 Januari 2015

GLOBAL WARMING, Save the Earth !


FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB GLOBAL WARMING
1.    Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

2.    Efek umpan balik
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat. Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

3.    Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini

4.    Peternakan dan Konsumsi daging
Pada tahun 2006, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengeluarkan laporan “Livestock’s Long Shadow” dengan kesimpulan bahwa sektor peternakan merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global. Sumbangan sektor peternakan terhadap pemanasan global sekitar 18%,  lebih besar dari sumbangan sektor transportasi di dunia yang menyumbang sekitar 13,1%.  Selain itu, sektor peternakan dunia juga menyumbang 37% metana (72 kali lebih kuat daripada CO2selama rentang waktu 20 tahun), dan 65% nitro oksida (296 kali lebih kuat daripada CO2).

5.    Pembangkit Energi
Sektor energi merupakan sumber penting gas rumah kaca, khususnya karena energi dihasilkan dari bahan bakar fosil, seperti minyak, gas, dan batu bara, di mana batu bara banyak digunakan untuk menghasilkan listrik.9 Sumbangan sektor energi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 25,9%.2

6.    Industri
Sumbangan sektor industri terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 19,4%.2Sebagian besar sumbangan sektor industri ini berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik atau dari produksi C02 secara langsung sebagai bagian dari pemrosesannya, misalnya saja dalam produksi semen. Hampir semua emisi gas rumah kaca dari sektor ini berasal dari industri besi, baja, kimia, pupuk, semen, kaca dan keramik, serta kertas.

7.    Pertanian
Sumbangan sektor pertanian terhadap emisi gas rumah kaca sebesar 13,5%.2 Sumber emisi gas rumah kaca pertama-tama berasal dari pengerjaan tanah dan pembukaan hutan. Selanjutnya, berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk pembuatan pupuk dan zat kimia lain. Penggunaan mesin dalam pembajakan, penyemaian, penyemprotan, dan pemanenan menyumbang banyak gas rumah kaca. Yang terakhir, emisi gas rumah kaca berasal dari pengangkutan hasil panen dari lahan pertanian ke pasar.

Tabel Rumus dan Nama Senyawa Kimia




Bagi kalian yang ingin tau nama dan rumus senyawa kimia, monggo saya kasih tabel nya..


Daftar Senyawa KIMIA

No.
Nama Senyawa
Rumus Kimia
No.
Nama Senyawa
Rumus Kimia
1.
Air
H2O
51.
Tembaga (II) Oksida
CuO
2.
Etanol
C2H5OH
52.
Etanal
C2H4O
3.
Glukosa
C6H12­O6
53.
Magnesium Oksalat
MgC2O4
4.
Perak Nitrat
AgNO3
54.
Kalium Iodida
KI
5.
Kalsium Nitrat
Ca(NO3)2
55.
Kalium Permanganat
KMnO4
6.
Kalium Sulfat
K2SO4
56.
Kromium (III) Klorida
CrCl3
7.
Magnesium Hidroksida
Mg(OH)2
57.
Natrium Kromat
Na2CrO4
8.
Kalsium Karbonat
CaCO3
58.
Kalium Dikromat
K2Cr2O7
9.
Perak Klorida
AgCl
59.
Besi (III) Oksida
Fe2O3
10.
Propanon
C3H6O
60.
Asam Etanoat
C2H4O2
11.
Tembaga (II) Sulfat
CuSO4
61.
Barium Hidroksida
Ba(OH)2
12.
Karbon Dioksida
CO2
62.
Amonium Klorida
NH4Cl
13.
Natrium Klorida
NaCl
63.
Seng (II) Sulfat
ZnSO4
14.
Asam Klorida
HCl
64.
Barium Sulfat
BaSO4
15.
Magnesium Oksida
MgO
65.
Magnesium Hidrogen Karbonat
Mg(HCO3)2
16.
Barium Klorida
BaCl2
66.
Raksa (I) Bromida
Hg2Br2
17.
Litium Fluorida
LiF
67.
Nikel (III) Fosfat
NiPO4
18.
Barium Sulfida
BaS
68.
Emas (III) Klorida
AuCl3
19.
Tembaga (I) Oksida
Cu2O
69.
Mangan (II) Oksida
MnO
20.
Besi (III) Klorida
FeCl3
70.
Aluminium Oksida
Al2O3
21.
Amonium Hidroksida
NH4OH
71.
Karbon Monoksida
CO
22.
Natrium Karbonat
Na2CO3
72.
Nitrogen (I) Oksida
N2O
23.
Amonium Nitrat
NH4NO3
73.
Titanium (III) Karbonat
Ti2(CO3)3
24.
Besi (II) Sulfida
FeS
74.
Perak Oksalat
Ag2C2O4
25.
Metana
CH4
75.
Besi (II) Sulfat
FeSO4
26.
Amonia
NH3
76.
Dimetil Eter
C2H6O
27.
Natrium Hidroksida
NaOH
77.
Benzena
C6H6
28.
Kalium Fosfat
K3PO4
78.
Anilina
C6H5NH2
29.
Rubidium Oksalat
Rb2C2O4
79.
Asam Nitrat
HNO3
30.
Sesium Bromida
CsBr
80.
Amonium Fosfat
(NH4)3PO4
31.
Timbal (II) Iodida
PbI2
81.
Difosfor Pentaoksida
P2O5
32.
Besi (III) Bromida
FeBr3
82.
Kriolit
Na3AlF6
33.
Hidrogen Sulfida
H2S
83.
Seng Oksida
ZnO
34.
Aluminium Bromida
AlBr3
84.
Asam Sulfat
H2SO4
35.
Barium Oksida
BaO
85.
Karbon Tetraklorida
CCl4
36.
Silika
SiO2
86.
Metanol
CH4O
37.
Etilena
C2H2
87.
Aluminium Hidroksida
Al(OH)3
38.
Butana
C4H10
88.
Nitrogen Dioksida
NO2
39.
Hidrogen Peroksida
H2O2
89.
Kalsium Sulfida
CaS
40.
Kalium Tiosulfat
K2S2O3
90.
Stronsium Fosfat
Sr3(PO4)2
41.
Timbal (II) Nitrat
Pb(NO3)2
91.
Litium Flourida
LiF
42.
Tembaga (II) Sulfida
CuS
92.
Belerang Heksaklorida
SCl6
43.
Asam Oksalat
H2C2O4
93.
Fosfin
PH3
44.
Besi (III) Sulfat
Fe2(SO4)3
94.
Etilen Glikol
C2H6O2
45.
Belerang Trioksida
SO3
95.
Barium Iodida
BaI2
46.
Asam Salisilat
C7H6O3
96.
Fosfor Pentaklorida
PCl5
47.
Aspirin
C9H8O4
97.
Oleum
H2S2O7
48.
Kalsium Klorida
CaCl2
98.
Fenol
C6H5OH
49.
Litium Bromida
LiBr
99.
Kalium Asetat
CH3COOK
50.
Natrium Sulfit
Na2SO3
100.
Ozon
O3